"TERIMA KASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA" INDRI RAHAYU PRADITYA: TULISAN SOFTSKILL

Jumat, 09 Maret 2012

TULISAN SOFTSKILL


NAMA  : INDRI RAHAYU PRADITYA
NPM     : 23211621
KELAS   : 1EB20

Persahabatan dan Cinta
Oleh Indri Rahayu Praditya

Di pagi hari yang cerah, di saat burung-burung berkicau menyambut pagi nan indah. Dari kejauhan terdengan suara “Ayo ayo 2 lagi 2 lagi” dan ternyata itu suara tukang angkot yang sedang menunggu penumpang.
Di ujung jalan terlihat gadis cantik yang sedang berjalan menuju angkot itu sambil berkata “Tunggu bang”.
“Ayo neng cepet,” membalas si abang angkot.

            Yayah berjalan di koridor sekolah tiba tiba terdengar suara yang memanggil namanya namun Yayah tak menghiraukannya. Terdengar berkali- kali suara itu memanggilnya akhirnya Yayah pun menoleh dan berhenti berjalan menunggu seseorang yang memanggilnya tadi. Yah itu adalah Mala sahabatnya.
“Dari tadi di panggilin lama banget sih nengoknya,” tanya Mala sambil bermuka agak kesal. “Trus kenapa lo gak nungguin gue berangkatnya?”
“Gue gak denger La, iya abis tadi gue buru-buru makanya gak nungguin Lo La,” balas Yayah.

Di Sebuah komplek perumahan yang cukup elite, di tempat itulah Yayah tinggal dengan sederhana. Yayah berasal dari keluarga kaya, namun dia tak pernah memamerkan kekayaan itu pada orang lain. Yayah bersahabat dengan Erik dan Mala yang juga tetangga sebelah rumahnya. Dari kecil meraka bermain bersama, jalan jalan bersama, kemana mana pun bersama, dan mereka juga satu sekolah dari taman kanak-kanak hingga sekarang mereka SMA. Yayah yang feminim, lemah lembut, lebih menyukai berorganisasi daripada melakukan kegiatan yang berat.
            Persahabat yang selalu diirikan oleh orang lain, persahabatan yang indah, kekompakan selalu terlihat dari mereka bertiga.
Di sekolah Yayah dan Erik adalah pengurus osis namun tidak dengan Mala karena dia tidak terlalu menyukai berorganisasi, ribet katanya. Mala lebih senang berolahraga dan olahraga yang paling di gemarinya ialah basket. Mala selalu berlatih basket bersama anggota basket yang lain dan disaat dia sedang suntuk atau bosan dia pun bermain basket namun hanya seorang diri. Erik lebih senang berada didepan komputer, entah apa saja yang dia lakukan. Erik adalah seorang laki-laki yang kurang menyukai olahraga, dan olahraga yang dia bisa hanyalah basket itu pun dia bisa karena Mala yang selalu memaksa untuk bermain basket bersama nya, lama-lama Erik pun lumayan pandai bermain basket namun dia tetap tidak mau bergabung dengan tim basket sekolahnya.
....
            Sekolah mereka megadakan perkemahan untuk anak kelas 3. Murid-murid bersemangat untuk mengikutinya, namun tidak dengan Yayah. Yayah takut untuk mengikutinya namun Erik dan Mala terus membujuk dan meyakinkan Yayah untuk mengikuti acara perkemahan tersebut. Berkat bujukan kedua sahabatnya itu Yayah mau mengiyakan untuk ikut serta dalam perkemahan itu. Akhir pekan besok mereka berangkat.  Mereka bertiga bersama- sama menyiapkan peralatan apa saja yang akan meraka bawa untuk perkemahan nanti.

            Tibalah hari dimana mereka akan berangkat untuk berkemah. semua anak bersuka cita, bernyanyi- nyanyi di perjalanan, kegembiraan begitu terasa di tengah tengah mereka. Mereka semua telah sampai di tempat perkemahan itu, bersama-sama mereka membuat tenda untuk beristirahat.
            Erik dan Yayah memang lebih dekat dibandingkan dengan Erik dan Mala. Ya mungkin karena Erik dan Yayah sama-sama sebagai pengurus osis, mereka yang selalu di tugas kan berdua untuk mengerjakan tugas-tugas osis, kemana-mana bersama. Mungkin dari sanalah sesuatu rasa muncul diantara mereka berdua, rasa yang sepertinya lebih dari rasa sayang terhadap sahabat nya. Mungkin rasa itu cinta.
            Malam tiba, udara yang cukup dingin pun datang menghampiri mereka semua, api unggun di nyalakan di dengah tengah. Kedingan yang menyengat sedikit lebih berkurang dengan adanya api unggun itu. Anak-anak mulai istirahat di tendanya masing-masing. Tempat itu sudah sepi karena anak-anak yang telah masuk tenda, tiba-tiba Yayah keluar tenda karna dia belum bisa tidur. Duduk lah dia sendiri di depan api unggun yang masih menyala sisa tadi. Apa yang dialami Yayah juga di alami Erik. Erik keluar tenda dan menghampiri Yayah yang dilihatnya sedang termenung ditemani api unggun.
“Sedang apa kamu disini” ucap Erik pada Yayah
“Aku gak bisa tidur Rik, kamu sendiri kenapa keluar tenda lagi?” balas Yayah
“Aku juga gak bisa tidur Yah,” ucap Erik lagi.
Mereka bercerita tentang apa saja, bercanda-canda, tertawa terbahak-bahak sampai tak menyadari Mala terbangun karna mendengar tawa mereka.
“Hey kalian berdua ini berisik sekali sih, udah malem juga bukannya tidur malah berduaan disini.” Mala mengeluh pada Yayah dan Erik
“Eh maaf ya La gara-gara kita lo jadi kebangun gini, kita berdua gak bisa tidur La makanya kita disini,” ucap Yayah
“Oh jadi kalian berdua janjian berduaan disini gitu?”
Sambung Erik “Eh eh gak gitu kali La, tadi gue gak bisa tidur trus pas gue keluar ternyata ada Yayah lagi duduk sendiri jadi ya gue samperin lah”.
“Oh gitu yaudah deh gue masuk duluan yah, cepet sana Lo pada masuk tenda jangan tidur malem-malem,” kata Mala.
Mala kembali meninggalkan Yayah dan Erik berdua lagi.
            Tiba-tiba suasana hening seketika. Tak terdengar satu kata pun terucap dari bibir mereka berdua.
“Yayah,” panggil Erik
Yayah menoleh dan memandang Erik sambil berkata “Ada apa Rik?”
Erik hari terdiam dan membalas pandangan kepada Yayah. Mereka saling berpandangan penuh harap, entah harapan apa yang mereka ingankan satu sama lain. Bersamaan mereka saling membuka pembicaraan
Kamu duluan aja rik yang ngomong” ucap yayah
“Ok lah kalau begitu. Yah gue tau kita udah sahabatan dari kecil tapi jujur gue juga gak bisa nutupin kalo rasa sayang gue ini bukan cuma sebagai sahabat, gue juga gak mau ngancurin persahabatan kita ini. Jadi sekarang terserah Lo mau gimana”
Yayah menyambung “ sejujurnya gue juga ngerasain apa yang Lo rasain tapi gue gak mau nyakitin Mala Rik karna dia juga diam-diam suka sama Lo Rik. Mungkin lebih baik kalo kita tetap bersahabat seperti sekarang”
Erik mengiyakan permintaan Yayah dengan pasrahnya. Erik pun terheran-heran mendengan perkataan yayah yang mengatakan bahwa Mala juga menyukainya.
Mereka kembali ketenda masing-masing, dengan rasa kecewe Erik melangkah kan kaki nya.
Ke esokan paginya mereka kembali bersama seperti tak terjadi apa-apa malam tadi.
Menjelajah hutan, melakukan permainan dan masih banyak lagi yang mereka semua lakukan.

            Mereka kembali ke kehidupan nya semula, Yayah dan Erik kembali sibuk dengan kegiatan osis nya dan Mala juga kembali berlatih basket dengan semangat nya.
****
Hari-hari berjalan begitu cepat, kelulusan pun tiba. Tanpa kata perpisahan dan tanpa sahabat-sahabatnya ketahui Yayah melanjutkan kuliah nya di Paris. Betapa sedih nya Erik dan Mala setelah mengetahui Mala pergi tanpa berkata satu kata pun pada mereka. Erik dan Mala tetap melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Mereka tak terpisahkan ya karna mereka kini hanya berdua tanpa ada Yayah di tengah-tengah mereka.

“loh ngapain La pagi-pagi buta gini lo udah ke rumah gue” tanya Erik
“Rik temenin gue yuk ke Bogor, gue mau nyari inspirasi nih buat skripsi gue, mau yah yah?” ucap Mala
“kapan emangnya La? Tanya Erik
“Sekarang Rik kita berangkat, mau yah Rik?”
“iya deh iya, apa sih yang enggak buat sahabat gue yang satu ini, hahha” jawab Erik
Mereka berdua tertawa.
 Pagi-pagi sekali mereka berangkat. Desa yang indah dan masih tradisional. Mereka bermalam di rumah penduduk tentunya karna di desa itu tidak ada tempat penginapan. Erik dan Mala berkeliling desa nan indah itu, desa yang memberikan banyak inspirasi pada Mala untuk skripsinya  itu. Setelah beberapa hari berada di sana Erik dan Mala memutuskan untuk pulang.

Hari demi hari di lalui Erik dan Mala bersama dan tanpa terduga rasa yang pernah Erik rasakan pada Yayah kini datang lagi namun kini rasa itu di tujukannya untuk Mala. Mala yang memang sudah sejak dulu menyukai Erik namun tak pernah dia beranikan untuk menyatakan nya pada Erik.
Suatu malam Erik mengajak Mala dinner. Memang bukan hal yang aneh lagi buat mereka dinner berdua namun kali ini agak berbeda, agak spesial sepertinya. Mala kegirangan mendapatkan ini dari Erik namun tak begitu dia tampakkan pada Erik. Keadaan malam yang sangan mendukung dan akhirnya mereka memutuskan untuk bersama sebagai seorang kekasih.
 Sudah beberapa tahun Yayah maninggalkan mereka dan mereka berharap Yayah bahagia bila mengetahui keputusan mereka berdua mereka yang sedang bahagia dan satu lagi mereka pun berharap Yayah pun sedang bahagia bersama kekasihnya disana.
Hari-hari terus berlalu, sekian lama berlalu Erik dan Mala menyadari perbedaan agama yang ada pada mereka. Akhir dari hubungan mereka datang juga, mereka putus tapi persahabatan yang dari dulu mereka jalin tak akan pernah putus. Persahabatan yang begitu abadi, persahabatan yang tak pernah putus akan alasan apapun, parsahabatan yang selalu di idamkan orang-orang yang melihat mereka.  Karna bagi mereka putus cinta mereka bukan berarti putusnya persahabat yang telah terjalin sejak sangat lama itu.
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa, tak ada rasa canggung atau apa pun setelah mereka putus.
****
Erik dan mala kini telah bekerja.
Erik yang melanjutkan perusahaan yang dimiliki oleh ayahnya dan Mala menjadi seorang dokter gigi yang cantik dan baik hati.
Handphone Mala berdering dan tak dikenali nomer itu.
“Hallo?” tanya Mala
Yayah membalas “Hallo La, apa kabar? Gue kangen banget sama Lo juga sama Erik”
Mala yang masih bingung hanya diam saja.
“Hallo La, ko lo diem sih? Ini gue Yayah, Lo lupa La sama gue’”
“Yayah, ya ampun Lo Yah. Sumpah gue kangen sama Lo, Erik juga kangen sama Lo Yah,” jawab Mala
“Gue juga kangen sama lo berdua, Lo berdua ke rumah gue yah?” tanya Yayah lirih
“Ok gue sama Erik berangkat”.

Yayah yang Sudah lama meninggalkan Erik dan Mala akhirnya kembali ke Indonesia, kembali pada Erik dan Mala yang sudah lama ditinggalkan nya itu.
Mereka berpelukan.
“Yayah lo tuh jahat banget sih pergi gak bilang-bilang dulu sama kita, gak pernah ngirim kabar sama sekali, jahat benget sih lo yah. Lo gak tau apa kalo kita berdua kangen banget sama Lo,” ucap Mala lirih
“Maafin gue yah La, Rik, gue Cuma gak mau liat lo berdua sedih pas tau kalo gue bakal lanjutin pendidikan gue di luar negeri. Gue takut kalo lo berdua marah pas tau gue bakal pergi, gue gak maksud jahat ko sama lo berdua” jawab Yayah
Erik menyambung “Udah-udah yang penting kan sekarang kita udah ngumpul lagi kaya dulu”
“Iya sih,” lanjut Mala.
Bercengkrama tak habis-habis nya mereka. Kebagiaan yang begitu sangat besar terpancarkan dari wajah mereka.
            Kebersamaan mereka tak kan terpisahkan lagi oleh apapun. Persahabatan yang akan tetap ada sampai mereka tua sekalipun.

****




Tidak ada komentar:

Posting Komentar