NAMA : INDRI RAHAYU PRADITYA
NPM : 23211621
KELAS : 1EB20
Persahabatan dan Cinta
Oleh Indri Rahayu Praditya
Di pagi hari yang cerah, di saat burung-burung berkicau menyambut
pagi nan indah. Dari kejauhan terdengan suara “Ayo ayo 2 lagi 2 lagi” dan
ternyata itu suara tukang angkot yang sedang menunggu penumpang.
Di ujung jalan
terlihat gadis cantik yang sedang berjalan menuju angkot itu sambil berkata “Tunggu
bang”.
“Ayo neng cepet,”
membalas si abang angkot.
Yayah berjalan di koridor sekolah
tiba tiba terdengar suara yang memanggil namanya namun Yayah tak
menghiraukannya. Terdengar berkali- kali suara itu memanggilnya akhirnya Yayah
pun menoleh dan berhenti berjalan menunggu seseorang yang memanggilnya tadi.
Yah itu adalah Mala sahabatnya.
“Dari tadi di
panggilin lama banget sih nengoknya,” tanya Mala sambil bermuka agak kesal.
“Trus kenapa lo gak nungguin gue berangkatnya?”
“Gue gak denger
La, iya abis tadi gue buru-buru makanya gak nungguin Lo La,” balas Yayah.
Di Sebuah komplek perumahan yang cukup elite, di tempat itulah Yayah
tinggal dengan sederhana. Yayah berasal dari keluarga kaya, namun dia tak
pernah memamerkan kekayaan itu pada orang lain. Yayah bersahabat dengan Erik
dan Mala yang juga tetangga sebelah rumahnya. Dari kecil meraka bermain
bersama, jalan jalan bersama, kemana mana pun bersama, dan mereka juga satu
sekolah dari taman kanak-kanak hingga sekarang mereka SMA. Yayah yang feminim,
lemah lembut, lebih menyukai berorganisasi daripada melakukan kegiatan yang
berat.
Persahabat yang selalu diirikan oleh
orang lain, persahabatan yang indah, kekompakan selalu terlihat dari mereka
bertiga.
Di sekolah Yayah
dan Erik adalah pengurus osis namun tidak dengan Mala karena dia tidak terlalu
menyukai berorganisasi, ribet katanya. Mala lebih senang berolahraga dan
olahraga yang paling di gemarinya ialah basket. Mala selalu berlatih basket
bersama anggota basket yang lain dan disaat dia sedang suntuk atau bosan dia
pun bermain basket namun hanya seorang diri. Erik lebih senang berada didepan
komputer, entah apa saja yang dia lakukan. Erik adalah seorang laki-laki yang
kurang menyukai olahraga, dan olahraga yang dia bisa hanyalah basket itu pun
dia bisa karena Mala yang selalu memaksa untuk bermain basket bersama nya,
lama-lama Erik pun lumayan pandai bermain basket namun dia tetap tidak mau
bergabung dengan tim basket sekolahnya.
....
Sekolah mereka megadakan perkemahan
untuk anak kelas 3. Murid-murid bersemangat untuk mengikutinya, namun tidak
dengan Yayah. Yayah takut untuk mengikutinya namun Erik dan Mala terus membujuk
dan meyakinkan Yayah untuk mengikuti acara perkemahan tersebut. Berkat bujukan
kedua sahabatnya itu Yayah mau mengiyakan untuk ikut serta dalam perkemahan
itu. Akhir pekan besok mereka berangkat. Mereka bertiga bersama- sama menyiapkan
peralatan apa saja yang akan meraka bawa untuk perkemahan nanti.
Tibalah hari dimana mereka akan berangkat
untuk berkemah. semua anak bersuka cita, bernyanyi- nyanyi di perjalanan,
kegembiraan begitu terasa di tengah tengah mereka. Mereka semua telah sampai di
tempat perkemahan itu, bersama-sama mereka membuat tenda untuk beristirahat.
Erik dan Yayah memang lebih dekat
dibandingkan dengan Erik dan Mala. Ya mungkin karena Erik dan Yayah sama-sama
sebagai pengurus osis, mereka yang selalu di tugas kan berdua untuk mengerjakan
tugas-tugas osis, kemana-mana bersama. Mungkin dari sanalah sesuatu rasa muncul
diantara mereka berdua, rasa yang sepertinya lebih dari rasa sayang terhadap
sahabat nya. Mungkin rasa itu cinta.
Malam tiba, udara yang cukup dingin
pun datang menghampiri mereka semua, api unggun di nyalakan di dengah tengah.
Kedingan yang menyengat sedikit lebih berkurang dengan adanya api unggun itu.
Anak-anak mulai istirahat di tendanya masing-masing. Tempat itu sudah sepi
karena anak-anak yang telah masuk tenda, tiba-tiba Yayah keluar tenda karna dia
belum bisa tidur. Duduk lah dia sendiri di depan api unggun yang masih menyala
sisa tadi. Apa yang dialami Yayah juga di alami Erik. Erik keluar tenda dan
menghampiri Yayah yang dilihatnya sedang termenung ditemani api unggun.
“Sedang apa kamu
disini” ucap Erik pada Yayah
“Aku gak bisa
tidur Rik, kamu sendiri kenapa keluar tenda lagi?” balas Yayah
“Aku juga gak bisa
tidur Yah,” ucap Erik lagi.
Mereka bercerita
tentang apa saja, bercanda-canda, tertawa terbahak-bahak sampai tak menyadari
Mala terbangun karna mendengar tawa mereka.
“Hey kalian berdua
ini berisik sekali sih, udah malem juga bukannya tidur malah berduaan disini.”
Mala mengeluh pada Yayah dan Erik
“Eh maaf ya La
gara-gara kita lo jadi kebangun gini, kita berdua gak bisa tidur La makanya
kita disini,” ucap Yayah
“Oh jadi kalian
berdua janjian berduaan disini gitu?”
Sambung Erik “Eh
eh gak gitu kali La, tadi gue gak bisa tidur trus pas gue keluar ternyata ada
Yayah lagi duduk sendiri jadi ya gue samperin lah”.
“Oh gitu yaudah
deh gue masuk duluan yah, cepet sana Lo pada masuk tenda jangan tidur
malem-malem,” kata Mala.
Mala kembali
meninggalkan Yayah dan Erik berdua lagi.
Tiba-tiba suasana hening seketika.
Tak terdengar satu kata pun terucap dari bibir mereka berdua.
“Yayah,” panggil
Erik
Yayah menoleh dan
memandang Erik sambil berkata “Ada apa Rik?”
Erik hari terdiam
dan membalas pandangan kepada Yayah. Mereka saling berpandangan penuh harap,
entah harapan apa yang mereka ingankan satu sama lain. Bersamaan mereka saling
membuka pembicaraan
Kamu duluan aja
rik yang ngomong” ucap yayah
“Ok lah kalau
begitu. Yah gue tau kita udah sahabatan dari kecil tapi jujur gue juga gak bisa
nutupin kalo rasa sayang gue ini bukan cuma sebagai sahabat, gue juga gak mau
ngancurin persahabatan kita ini. Jadi sekarang terserah Lo mau gimana”
Yayah menyambung “
sejujurnya gue juga ngerasain apa yang Lo rasain tapi gue gak mau nyakitin Mala
Rik karna dia juga diam-diam suka sama Lo Rik. Mungkin lebih baik kalo kita
tetap bersahabat seperti sekarang”
Erik mengiyakan
permintaan Yayah dengan pasrahnya. Erik pun terheran-heran mendengan perkataan
yayah yang mengatakan bahwa Mala juga menyukainya.
Mereka kembali
ketenda masing-masing, dengan rasa kecewe Erik melangkah kan kaki nya.
Ke esokan paginya
mereka kembali bersama seperti tak terjadi apa-apa malam tadi.
Menjelajah hutan,
melakukan permainan dan masih banyak lagi yang mereka semua lakukan.
Mereka kembali ke kehidupan nya
semula, Yayah dan Erik kembali sibuk dengan kegiatan osis nya dan Mala juga
kembali berlatih basket dengan semangat nya.
****
Hari-hari berjalan begitu cepat, kelulusan pun tiba. Tanpa kata
perpisahan dan tanpa sahabat-sahabatnya ketahui Yayah melanjutkan kuliah nya di
Paris. Betapa sedih nya Erik dan Mala setelah mengetahui Mala pergi tanpa
berkata satu kata pun pada mereka. Erik dan Mala tetap melanjutkan kuliahnya di
Jakarta. Mereka tak terpisahkan ya karna mereka kini hanya berdua tanpa ada
Yayah di tengah-tengah mereka.
“loh ngapain La
pagi-pagi buta gini lo udah ke rumah gue” tanya Erik
“Rik temenin gue
yuk ke Bogor, gue mau nyari inspirasi nih buat skripsi gue, mau yah yah?” ucap
Mala
“kapan emangnya La?
Tanya Erik
“Sekarang Rik kita
berangkat, mau yah Rik?”
“iya deh iya, apa
sih yang enggak buat sahabat gue yang satu ini, hahha” jawab Erik
Mereka berdua
tertawa.
Pagi-pagi sekali mereka berangkat. Desa yang
indah dan masih tradisional. Mereka bermalam di rumah penduduk tentunya karna
di desa itu tidak ada tempat penginapan. Erik dan Mala berkeliling desa nan
indah itu, desa yang memberikan banyak inspirasi pada Mala untuk
skripsinya itu. Setelah beberapa hari
berada di sana Erik dan Mala memutuskan untuk pulang.
Hari demi hari di lalui Erik dan Mala bersama dan tanpa terduga rasa
yang pernah Erik rasakan pada Yayah kini datang lagi namun kini rasa itu di
tujukannya untuk Mala. Mala yang memang sudah sejak dulu menyukai Erik namun
tak pernah dia beranikan untuk menyatakan nya pada Erik.
Suatu malam Erik mengajak Mala dinner. Memang bukan hal yang aneh
lagi buat mereka dinner berdua namun kali ini agak berbeda, agak spesial
sepertinya. Mala kegirangan mendapatkan ini dari Erik namun tak begitu dia
tampakkan pada Erik. Keadaan malam yang sangan mendukung dan akhirnya mereka
memutuskan untuk bersama sebagai seorang kekasih.
Sudah beberapa tahun Yayah maninggalkan mereka
dan mereka berharap Yayah bahagia bila mengetahui keputusan mereka berdua
mereka yang sedang bahagia dan satu lagi mereka pun berharap Yayah pun sedang
bahagia bersama kekasihnya disana.
Hari-hari terus berlalu, sekian lama berlalu Erik dan Mala menyadari
perbedaan agama yang ada pada mereka. Akhir dari hubungan mereka datang juga,
mereka putus tapi persahabatan yang dari dulu mereka jalin tak akan pernah
putus. Persahabatan yang begitu abadi, persahabatan yang tak pernah putus akan
alasan apapun, parsahabatan yang selalu di idamkan orang-orang yang melihat
mereka. Karna bagi mereka putus cinta
mereka bukan berarti putusnya persahabat yang telah terjalin sejak sangat lama
itu.
Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa, tak ada rasa canggung
atau apa pun setelah mereka putus.
****
Erik dan mala kini telah bekerja.
Erik yang
melanjutkan perusahaan yang dimiliki oleh ayahnya dan Mala menjadi seorang
dokter gigi yang cantik dan baik hati.
Handphone Mala
berdering dan tak dikenali nomer itu.
“Hallo?” tanya
Mala
Yayah membalas
“Hallo La, apa kabar? Gue kangen banget sama Lo juga sama Erik”
Mala yang masih
bingung hanya diam saja.
“Hallo La, ko lo
diem sih? Ini gue Yayah, Lo lupa La sama gue’”
“Yayah, ya ampun
Lo Yah. Sumpah gue kangen sama Lo, Erik juga kangen sama Lo Yah,” jawab Mala
“Gue juga kangen
sama lo berdua, Lo berdua ke rumah gue yah?” tanya Yayah lirih
“Ok gue sama Erik
berangkat”.
Yayah yang Sudah
lama meninggalkan Erik dan Mala akhirnya kembali ke Indonesia, kembali pada
Erik dan Mala yang sudah lama ditinggalkan nya itu.
Mereka berpelukan.
“Yayah lo tuh jahat
banget sih pergi gak bilang-bilang dulu sama kita, gak pernah ngirim kabar sama
sekali, jahat benget sih lo yah. Lo gak tau apa kalo kita berdua kangen banget
sama Lo,” ucap Mala lirih
“Maafin gue yah
La, Rik, gue Cuma gak mau liat lo berdua sedih pas tau kalo gue bakal lanjutin
pendidikan gue di luar negeri. Gue takut kalo lo berdua marah pas tau gue bakal
pergi, gue gak maksud jahat ko sama lo berdua” jawab Yayah
Erik menyambung
“Udah-udah yang penting kan sekarang kita udah ngumpul lagi kaya dulu”
“Iya sih,” lanjut
Mala.
Bercengkrama tak
habis-habis nya mereka. Kebagiaan yang begitu sangat besar terpancarkan dari
wajah mereka.
Kebersamaan mereka tak kan
terpisahkan lagi oleh apapun. Persahabatan yang akan tetap ada sampai mereka
tua sekalipun.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar